Kamis, 05 Juni 2014

Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran



PROSEDUR PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN

A.    PENDAHULUAN
Metode pembelajaran dapat didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif. Dengan perkataan lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru dapat saja sama, tetapi implementasinya di kelas akan berbeda. Inilah yang dikenal sebagai teknik.  
Pemilihan media yang terbaik untuk tujuan pembelajaran tertentu bukanlah hal yang mudah. Sekarang ini para pengajar atau guru dihadapkan dengan tantangan bagaimana cara mengajar degan baik dan bisa diterima baik oleh para muridnya. Tentu saja ini bukan tantangan ringan, karena tiap pengajar dari tiap daerah mempunyai kelebihan dan kekurangan dari berbagai aspek pendidikan, entah itu fasilitasnya, jenis muridnya dan lain-lain. Pengajar juga harus mempunyai strategi yang jitu untuk setidaknya membuat pengajaran yang sulit menjadi mudah dan bisa diterima oleh siswa.
 Pemilihan media pendidikan sangat penting dilakukan, karena dengan perkembangan zaman maka pembelajaran yang lebih menarik dapat dilaksanakan. Seorang pendidik harus mampu memilih dan menentukan jenis media apa yang tepat dapat pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan. Ada beberapa point penting yang menjadi pedoman agar pemilihan media pemblajaran  tersebut berjalan sesuai rencana dan tepat sasaran.
Jadi,
pemilihan media itu perlu kita lakukan agar kita dapat menentukan media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasaran didik. Untuk itu, pemilihan  jenis media harus dilakukan dengan prosedur yang benar, karena begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan kelemahan masing-masing.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa sajakah faktor-faktor yang diperhatikan dalam pemilihan media?
2.      Bagaimanakah Pengembangan Media Pembelajaran Model ASSURE?
3.      Bagaimanakah Pengembangan Media Pembelajaran Model ACTION?
4.      Bagaimanakah Prosedur Model APPROACH SYSTEM
C.    PEMBAHASAN
1.      Faktor-faktor dalam pemilihan media
Dalam lembaga pendidikan formal, berbagai media pendidikan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar, baik media jadi yang dibeli dari toko/pasar bebas maupun media yang dibuat sendiri, ataupun media yang disiapkan dan dikembangkan oleh sekolah sendiri.
Dalam hal ini guru haruslah pandai dalam memilih media apa yang sesuai dan cocok digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu beberapa faktor perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menggunakan media, diantaranya :
a.       Faktor tujuan. Media dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan/ dirumuskan
b.      Faktor Efektifitas. Dari berbagai media yang ada, haruslah dipilih media yang paling efektif untuk digunakan dan paling tepat/sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan
c.       Faktor kemampuan guru dan siswa. Media yang dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan kemampuan yang ada pada guru dan siswa, sesuai dengan pola belajar serta menarik perhatian
d..    Faktor fleksibilitas (Kelenturan), tahan lama dengan kenyataan. Dalam memilih media haruslah dipertimbangkan kelenturan dalam arti dapat digunakan dalam berbagai situasi, tahan lama (tidak sekali pakai langsung dibuang), menghemat biaya dan tidak berbahaya sewaktu digunakan.
e.       Faktor kesediaan media. Sekolah tidak sama dalam menyediakan berbagai media yang dibutuhkan untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing sekolah. Misalnya guru membuat sensiri, membuat bersama-sama siswa, membeli, menyewa, dll
f.      Faktor kesesuaian antara manfaat dan biaya. Dalam memilih media haruslah dipertimbangkan apakah biaya pengadaannya sesuai dengan manfaat yang didapatkan
g.    Faktor kualitas dan tehnik. Dalam pengadaan media, seorang guru harus mempertimbangkan kualitas dari media tersebut, tidak sekedar bisa dipakai. Media yang bernutu/berkualitas bisa tahan lama (tidak mudah rusak), dan sewaktu-waktu digunakan lagi tidak harus mengusahakan yang baru.

2.      Pengembangan Media Pembelajaran Model ASSURE
Smaldino dkk menggunakan penggunaan media yang disebut “the ASSURE Model” dengan penjelasan sebagai berikut[1].
A= Analyze learner characteristic (menganalisis karakteristik pebelajar)
Langkah yang pertama adalah mengidentifikasi karakteristik pebelajar. Pebelajar mungkin siswa, mahasiswa, peserta pelatihan, atau anggota suatu organisasi pebelajar. Media dan teknologi dikatakan efektif bila ada kesesuaian antara karakteristik pebelajar dengan metode, media dan materi pembelajaran. Dalam praktek Guru tidak mungkin nenganalisis setiap individu pebelajar. Oleh karena itu, ada beberapa faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam membuat keputusan tentang penggunaan metode dan media, yaitu:
a.       Karakteristik umum
Karakteristik umum meliputi faktor-faktor usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, kebudayaan dan sosial ekonomi.
b.      Kemampuan awal
Tes kemampuan awal merupakan penilaian, baik formal maupun informal, yang menentukan apakah pebelajar memiliki kemampuan awal yang diperlukan.
c.       Gaya belajar
Gaya belejar berkenaan dengan pengelompokan sifat-sifat psikologis yang menentukan bagaimana sesorang individu merasakan berinteraksi dengan, dan merespon secara emosional pada lingkungan belajar.[2]
S= State Objectives (menyatakan tujuan)
Langkah berikutnya adalah merumuskan tujuan pembelajaran. Suatu tujuan merupakan pertanyaan tentang apa yang akan dicapai, bukan bagaimana tujuan itu akan dicapai. Tujuan ini mungkin dijabarkan dari silabus, buku teks, kurikulum, atau dikembangkan sendiri oleh guru. 
Klasifikasi tujuan
Pengelompokan tujuan ini sangat penting karena pemilihan metode dan media pembelajaran, juga cara mengevaluasi, tergantung pada jenis tujuan yang ditetapkan. Suatu tujuan mungkin diklasifikasikan menurut jenis belajar utama yang dicapai. Ada cara terbaik untuk mendiskripsikan dan mengorganisasikan jenis-jenis belajar, ada 3 kategori yang secara luas diterima yaitu ketrampilan kognitif, afektif dan psikomotor. Molenda menambahkan ketrampilan interpersonal, karena ketrampilan ini sangat penting dalam suatu kerja tim.[3]
S= Select methods, media and materials (memilih metode, media dan materi)
Rencana untuk penggunaan media dan teknologi, pertama-tama tentu saja menuntut pemilihan yang sistematis. Proses memilih ada tiga tahap yaitu:
a.       Memilih metode
Pertama, yakinlah bahwa tidak ada metode yang paling baik untuk semua kegiatan belajar. Untuk suatu kegiatan pembelajaran, mungkin diperlukan penggabungan satu atau dua metode untuk tujuan yang berbeda pada pelajaran yang berbeda pula.
b.      Memilih bentuk media
Bentuk media adalah bentuk fisik yang membawakan pesan yang akan disajikan. Memilih bentuk media merupakan tugas yang kompleks, mempertimbangkan banyaknya media yang tersedia, variasi pebelajar dan tujuan yang ditetapkan. Selain itu juga perlu dipertimbangkan kemampuan penyajian tiap bentuk media. Dari beberapa bentuk media juga perlu dipertimbangkan kemampuan tiap bentuk media dalam memberikan balikan kepada pebelajar.
c.       Mendapatkan materi khusus
Untuk memilih materi yang sesuai ada tiga alternatif yaitu: memilih materi yang tersedia, memodifikasi materi yang ada dan merancang materi yang baru. Sebagian besar materi  yang digunakan oleh guru merupakan materi yang siap pakai dan tersedia di sekolah. Guru mungkin juga mendapatkan sumber dari internet. Guru harus selalu memperbarui konten bidang studi dengan materi-materi mutakhir.

U=  Utilize media and materials (memanfaatkan media dan materi)  
Perubahan paradigma pembelajaran dari teacher-centered ke student-centered, yang lebih memungkinkan pebelajar memanfaatkan materi, baik secara mandiri atau kelompok kecil daripada mendengarkan presentasi guru secara klasikal. Untuk mengaplikasikan media dan materi, perlu melakukan;
a.       Previeu materi
b.      Menyiapkan materi
c.       Menyiapkan belajar
d.      Menyajikan pengalaman belajar[4]
R=  Require learner participation (meminta partisipasi pebelajar)
Pendidik yang merealisasikan partisipasi aktif dalam pembelajaran akan meningkatkan kegiatan belajar.
E=  Evaluate (menilai)
Evaluasi dari revisi meupakan komponen yang paling penting untuk mengembangkan kualitas pembelajaran.[5]
a.       Menilai hasil pebelajar
Pernyataan tentang tujuan  akan membantu untuk mengembangkan kriteria guna mengevaluasi unjuk kerja pebelajar baik individual maupun kelompok. Cara menilai pencapaian hasil belajar tergantung pada hakekat tujuan itu.
b.      Menilai metode dan media
Evaluasi ini menilai metode dan media pembelajaran. Analisis reaksi pebelajar pada metode pembelajaran dapat membantu untuk memperoleh data dengan cara yang halus.
c.       Revisi
Langkah terakhir adalah melihat kembali hasil data evaluasi yang dikumpulkan. Bila dari hasil data evaluasi menunjukkan ada kelemahan pada komponen tertentu, kembalilah pada bagian itu dengan merencanakan dan merevisinya.
3.      Pengembangan Media Pembelajaran Model ACTION
Kriteria lainnya yang dapat kita gunakan untuk memilih media pembelajaran yang tepat dapat mempertimbangkan faktor Acces, Cost, Technology, Interactivity, Organization, dan Novelty (ACTION). Penjelasan dari akronim tersebut sebagai berikut:
a.      Acces, artinya media yang diperlukan dapat tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan siswa.
b.        Cost, artinya media yang akan dipilih atau digunakan, pembiayaannya dapat dijangkau.
c.       Technology, artinya media yang akan digunakan apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya.
d.      Interactivity, artinya media yang akan dipilih dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Sehingga siswa akan terlibat (aktif) baik secara fisik, intelektual dan mental.
e.       Organization, artinya dalam memilih media pembelajaran tersebut, secara organisatoris mendapatkan dukungan dari pimpinan sekolah (ada unit organisasi seperti pusat sumber belajar yang mengelola).
f.        Novelty, artinya media yang dipilih tersebut memiliki nilai kebaruan, sehingga memiliki daya tarik bagi siswa yang belajar.
4.      Model APPROACH System
Pendekatan Pembelajaran berasal dari bahasa Inggris yaitu approach yang memiliki arti ’pendekatan’. Di dalam dunia pengajaran, approach atau pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Pendekatan (approach) merupakan seperangkat asumsi yang berhubungan dengan hakikat belajar dan mengajar. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
Menurut pendapat Wahjoedi, pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. [6]

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
a.        Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
b.       Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Fungsi Pendekatan Pembelajaran adalah sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan.
Macam-macam Pendekatan Pembelajaran:
a.       Pendekatan Umum yaitu pendekatan yang berlaku bagi semua bidang studi di suatu sekolah
b.      Pendekatan khusus yaitu pendekatan yangberlaku untuk bidang studi tertentu, misalnya pendekatan khusus pembelajaran bahasa Indonesia.
Anderson (1976) mengemukakan adanya dua pendekatan/ model dalam proses pemilihan media pembelajan, yaitu: 
1)      Pemilihan tertutup, terjadi apabila alternatif media telah ditentukan “dari atas” (misalnya oleh Dinas Pendidikan), sehingga mau tidak mau jenis media itulah yang harus dipakai. Kalau  pun kita memilih, maka  yang kita lakukan lebih banyak ke arah pemilihan topik/ pokok bahasan mana yang cocok untuk dimediakan pada jenis media tertentu. Misalnya saja, telah  ditetapkan   bahwa media yang digunakan adalah media audio.
2)      Model pemilihan terbuka, merupakan kebalikan dari pemilihan tertutup. , kita masih bebas memilih jenis media apa saja yang sesuai dengan kebutuhan kita. Alternatif media masih terbuka luas. Proses pemilihan terbuka lebih luwes sifatnya karena benar-benar kita sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Namun proses pemilihan terbuka ini menuntut  kemampuan dan keterampilan guru untuk melakukan proses pemilihan.  Seorang guru kadang bisa melakukan pemilihan media dengan mengkombinasikan antara pemilihan terbuka dengan pemilihan tertutup.
Pendekatan (approach) merupakan seperangkat asumsi yang berhubungan dengan hakikat belajar dan mengajar. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
     Uraian di atas menegaskan bahwa proses pembelajaran dapat dimulai dari istilah pendekatan, kemudian dari pendekatan itu dijabarkan pada model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik dan taktik 

D.    KESIMPULAN
Dalam media pembelajaran ada beberapa prosedur pemilihan media yang digunakan, yaitu:
1.      Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu faktor tujuan, efektifitas, kemampuan guru dan siswa, fleksibilitas (kelenturan), kesediaan media, kesesuaian antara manfaat dan biaya serta kualitas dan tekhnik.
2.      Smaldino dkk mengemukakan model ASSURE dalam penggunaan media, yang merupakan akronim dari: A= Analyze learner characteristic (menganalisis karakteristik pebelajar), S= State Objectives (menyatakan tujuan), S= Select methods, media and materials (memilih metode, media dan materi), U=  Utilize media and materials (memanfaatkan media dan materi), R=  Require learner participation (meminta partisipasi pebelajar), R=  Require learner participation (meminta partisipasi pebelajar), E=  Evaluate (menilai).
3.      Pengembangan media pembelajaran model ACTION merupakan akronim dari Acces, Cost, Technology, Interactivity, Organization, dan Novelty.
4.      Prosedur model APPROACH SYSTEM atau disebut juga Pendekatan (approach) merupakan seperangkat asumsi yang berhubungan dengan hakikat belajar dan mengajar. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
     Uraian di atas menegaskan bahwa proses pembelajaran dapat dimulai dari istilah pendekatan, kemudian dari pendekatan itu dijabarkan pada model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik dan taktik. 



DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri.2009. Media pembelajaran (Surakarta: Yuma Puataka)


[1] Sri Anitah, Media pembelajaran (Surakarta: Yuma Puataka, 2009) hlm 85
[2] Ibid hlm 86
[3] Ibid hlm 91
[4] Ibid hlm 96
[5] Ibid hlm 97
[6] http://bredmart.blogspot.com/2012/09/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan.html

1 komentar: